Review Novel I'll Be Right There
Review Novel I'll Be Right There ditulis oleh: Meylani.Aryanti. Hellow you guys! Apa kabar hari ini? Semoga cuaca yang sedang sangat panas ini nggak memengaruhi produktivitas kamu ya! Udara panas yang sej...
Estimasi waktu baca artikel ini adalah: . Selamat Membaca..
Hellow you guys! Apa kabar hari ini? Semoga cuaca yang sedang sangat panas ini nggak memengaruhi produktivitas kamu ya! Udara panas yang sejak seminggu yang lalu ini membuat sedikit kegiatanku terhambat. Aku menjadi sangat malas melakukan hal-hal yang mengharuskanku berada di luar ruangan. Tapi syukurlah aku nggak sampai terkena reading slump.
Novel karya penulis asal Korea Selatan, Kyung-sook Shin baru saja selesai aku baca. Aku memerlukan waktu hampir satu Minggu lebih untuk menamatkan novel berjudul I'll Be Right There ini. Nah, berikut ini aku akan menuliskan pendapatku terhadap novel terbitan Gramedia ini.
Judul: I'll Be Right There
Penulis: Kyung-sook Shin
Penerjemah: Rahmani Astuti
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Cetakan Ke: 1
Tahun Terbit: 2016
Tebal: 396 hlm
ISBN: 978-602-03-2918-5
Harga: Rp.70.000
Telepon dari mantan kekasih yang telah delapan tahun tak berkabar membuat Jeong Yun mengenang kembali hari-harinya sebagai mahasiswa dan orang-orang yang pernah begitu dekat di hatinya - tiga sahabat karibnya, dan seorang profesor sastra yang idealis, penuh karisma. Awal tahun 1990-an Korea Selatan bergolak oleh demonstrasi mahasiswa. Masa-masa itu membawa banyak tragedi dan setiap orang berusaha bertahan dengan cara masing-masing. Begitu pula Jeong Yun dan sahabat-sahabatnya. Ketika sang profesor menjelang ajal, para mantan mahasiswanya berkumpul untuk mengantar kepergiannya. Di sanalah Jeong Yun dan mantan kekasihnya, Myeong Seo, bertemu lagi.
Novel ini merupakan karya kedua dari Kyung-sook Shin yang aku baca. Pada novelnya yang ini aku mengharapkan sebuah karya yang penuh dengan semangat. Tapi lagi-lagi aku terjebak dalam novel yang melankolis. Selalu ada kesedihan yang menggantung di udara setiap kali aku membaca lembar demi lembar halamannya. Jika kamu adalah penggemar bacaan yang penuh dengan air mata, maka novel ini adalah karya yang cocok kamu baca.
"Kau hanya bisa menerima apa yang terjadi dengan caramu sendiri. Tapi penerimaan tidak sama dengan menyerah atau menurut. Jangan lari dari hal itu. Terimalah tragedi itu sebagai percobaan yang harus kau tempuh dan temukan cara untuk mengatasinya." (Hal. 361)
I'll Be Right There ditulis menggunakan sudut pandang orang pertama tunggal dengan alur yang sangat lambat. Mungkin pada awalnya akan terasa membosankan. Tapi dengan konflik batin yang mulai terungkap dalam diri Jeong Yun, novel ini akan semakin membuat penasaran. Jeong Yun mengalami depresi karena terpaksa mengikuti kemauan ibunya untuk tinggal di kota dan pada puncaknya, dia kehilangan kesempatan bersama sang ibu pada detik-detik terakhir sebelum kematiannya.
Aku suka sekali melihat persahabatan antara Jeong Yun dan Mi Ru. Mereka adalah dua wanita yang sama-sama punya masa lalu buruk. Awalnya aku mengira Mi Ru juga tertarik pada Myeong Seo tapi ternyata aku salah. Perasaan Mi Ru ternyata jauh lebih dalam untuk seseorang yang membuatnya rela meninggalkan kampus tempatnya kuliah. Sementara Myeong Seo hanyalah sahabat masa kecil bagi Mi Ru.
Profesor Yoon adalah titik sentral dalam hidup Jeong Yun dan kawan-kawannya. Profesor tua itu adalah perekat diantara mereka yang membuat mereka bahkan tetap nggak terpisahkan sampai puluhan tahun kemudian. Cerita Profesor Yoon tentang Santo Christopher sangatlah sarat tentang perjuangan kehidupan. Dan hidup Sang Profesor yang sangat sederhana setelah dia pensiun sangat cocok buat ditiru.
I'll Be Right There masih bisa kamu temukan di Shopee atau Tokopedia. Selamat membaca!
Terimakasih telah membaca Review Novel I'll Be Right There, jangan lupa tinggalkan reaksi & komentar kalian di bawah ini. Jika kalian suka dengan artikel ini, support penulis dengan cara share artikel ini ke sosmed kalian 😊
Written by,
Meylani.Aryanti
Tidak ada komentar