Review Buku Kata Kota Kita
Review Buku Kata Kota Kita ditulis oleh: Meylani.Aryanti. Review Buku Kata Kota Kita - Hellow you guys! Meski aku cukup sering menulis cerita pendek di blog ini, tapi aku jujur saja jarang membaca ...
Estimasi waktu baca artikel ini adalah: . Selamat Membaca..
Review Buku Kata Kota Kita - Hellow you guys! Meski aku cukup sering menulis cerita pendek di blog ini, tapi aku jujur saja jarang membaca cerpen setidaknya setelah tamat SMA. Aku lebih suka menenggelamkan diri dalam bacaan berupa novel dengan ratusan halaman. Tapi beberapa waktu yang lalu, aku mendapatkan rekomendasi sebuah buku kumpulan cerpen dari seorang teman.
Buku itu berjudul Kata Kota Kita dan merupakan buku kumpulan cerpen terbitan Gramedia tahun 2015 lalu. Berisi tujuh belas cerpen pilihan dari penulis-penulis pada Gramedia Writing Project Batch 1, buku ini unik karena menyajikan cerpen dengan berbagai setting dari beberapa kota di Indonesia dan luar negeri. Yuk mari simak review selengkapnya.
Judul: Kata Kota Kita
Penulis: 17 Penulis
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Cetakan Ke: 1
Tahun Terbit: 2015
Tebal: 272 hlm
ISBN: 978-602-03-1510-2
Harga: Rp.69.000
Dalam Kata Kota Kita, kita dibawa singgah di Central Park di New York, purnama di Ankara, kemacetan di Jakarta, hingga indahnya Pantai Ora di Ambon. Dan seusai penjelajahan, kita dibuat tersenyum dan menyadari betapa kayanya kita sebagai manusia. Kota-kota dalam kumpulan cerpen ini memberikan suaranya, menguarkan aroma, dan menunjukkan pemandangan yang ditulis dengan beragam tema, dan beraneka gaya. Tujuh belas cerpen mengenai kota-kota yang berbeda ini menyajikan senyap dan riuh, tawa dan tangis, cinta dan kehilangan. Dan pada akhirnya membawa kita menuju kota yang menjadi tujuan pulang.
Buku ini merupakan bacaan sekali duduk yang bisa saja selesai dibaca dalam waktu satu atau dua hari. Aku menyukai hampir semua cerpen di dalamnya. Bahkan sejak membaca cerpen pertama berjudul "Ora", aku sudah dibuat jatuh cinta. Aku suka pilihan yang dibuat oleh Shanna. Sebesar apapun Dirga menggodanya untuk kembali ke Jakarta, dia tetap kukuh untuk menetap di Ambon. Pantai Ora dalam hal ini digambarkan dengan indah yang membuatku langsung memikirkan resort eksotis di Maldives.
"Ketika ini satu-satunya pilihan yang lo punya, lama-kelamaan lo harus belajar berdamai sama keadaan untuk bisa bahagia. Atau... seumur hidup lo bakal berasa kayak di neraka." (Hal. 18)
Cerpen berikut yang nggak kalah seru dan sedikit menipu adalah cerita berjudul "Sunflower" dengan setting Jogjakarta yang tradisional. Sebenarnya aku wajib merasa sedih membaca cerpen yang ini. Sebab sang karakter utama, yaitu Rei, ditolak cintanya oleh orang yang dia sukai. Tapi pada akhirnya aku malah tertawa terbahak-bahak setelah menyadari bahwa sejak awal aku nggak awas.
Tujuh belas cerpen ini memberikan kita suatu kenyataan yang memang sejak dulu sudah begitu adanya. Dimana pilihan ada di tangan kita. Apapun yang orang lain tawarkan agar kita berubah haluan, semuanya tetap berpusat pada diri kita sendiri saat memutuskan sesuatu. Pilihan yang terkadang membuat kita nampak nggak bahagia meski sebenarnya kita merasa bahagia dan nyaman adalah sebuah keputusan yang benar.
Nggak hanya menyajikan cerita dengan genre romance yang mendayu-dayu, buku ini juga berisikan cerpen dengan genre thriller yang mencekam. Seperti cerita berjudul "Amerta" yang merupakan cerpen pamungkas dalam buku ini. Atau cerpen "Frau Troffea" yang berlatar kota Strasbourg dengan bumbu wabah menari yang pernah terjadi di kota itu ratusan tahun yang lalu. Menarik dan menambah pengetahuan.
Bila kamu tertarik untuk memiliki buku ini, aku sarankan untuk mencarinya di toko online seperti Shopee atau Tokopedia. Sekian saja. Semoga harimu menyenangkan.
Terimakasih telah membaca Review Buku Kata Kota Kita, jangan lupa tinggalkan reaksi & komentar kalian di bawah ini. Jika kalian suka dengan artikel ini, support penulis dengan cara share artikel ini ke sosmed kalian 😊
Written by,
Meylani.Aryanti
Wow mantep nih rasanya buku membawa kita berimajinasi kemana-mana dan membuat pengen pergi ke tempat itu dan membuat cerita kita sendiri di tempat itu ��
BalasHapusIya, aku sampai penasaran bgt sama Pantai Ora di Ambon. Pasti asik kalo bisa kesana. 😁😁
Hapus