SIOTONK, Teknologi Pengolah Limbah Organik Rumah Tangga
SIOTONK, Teknologi Pengolah Limbah Organik Rumah Tangga ditulis oleh: Diah Agustini. Sampah adalah masalah terbesar yang sampai saat ini masih membuat pusing banyak pihak. Sampah rumah tangga adalah merupakan penyumbang ...
Estimasi waktu baca artikel ini adalah: . Selamat Membaca..
Sampah adalah masalah terbesar yang sampai saat ini masih membuat pusing banyak pihak. Sampah rumah tangga adalah merupakan penyumbang sampah terbesar saat ini. Namun hal ini masih kurang mendapat perhatian dari masyarakat untuk mengambil tanggung jawab atas sampah yang dihasilkan, bahkan terkesan masa bodoh dan menyerahkan semua masalah ini kepada pihak lain untuk pengelolaannya yaitu pemerintah.
Permasalahan sampah berikut penyelesaiannya, seyogyanya bukanlah sekedar wacana maupun diskusi-diskusi tanpa ada kesediaan pemerintah dan masyarakat untuk mengaplikasikan segala teknologi yang telah berkembang dalam pengelolaan limbah rumah tangga ini secara nyata. Sebab sampah bukanlah tanggung jawab satu pihak saja, melainkan kita sebagai individu juga bertanggungjawab atas sampah yang kita hasilkan sendiri.
Konsep SIOTONK
Adalah seorang Ida Bagus Gede Adhitya beserta rekan-rekannya, yang memiliki kepedulian yang sangat besar atas lingkungan terutama masalah sampah ini. Beliau berhasil mewujudkan teknologi sederhana berdasarkan konsep filosofis BALI (Bantu Ayah Lindungi Ibu). Pada dasarnya teknologi ini menggunakan teknologi alam yang tertulis dalam lontar karya sastra leluhur. “Setiap langkah niskala seyogyanya ditindaklanjuti dengan tindakan sekala. Doa meningkatkan kualitas dan kuantitas kehidupan jiwa, sedangkan langkah nyata doa adalah meningkatkan kualitas dan kuantitas populasi sarwa prani yang merupakan sarana upakara tersebut”. Artinya bahwa tidak bisa dipungkiri, setiap hasil karya selalu ada residu atau limbah yang ikut dihasilkan. Namun limbah ini dapat diproses kembali menjadi media untuk tumbuhnya benih-benih kehidupan baru dengan kualitas dan kuantitas yang lebih baik. Dengan demikian, kita juga telah membantu alam untuk menyembuhkan dirinya sendiri.
Limbah organik baik dalam volume kecil sekalipun pasti akan menghasilkan reaksi kimiawi antara lain Gas Metana (CH4) dan Gas Ammonia (NH3). Kedua unsur kimia ini apabila tidak dilokalisir - ditempatkan pada reaktor khusus dan mendapatkan treatment tertentu - akan berdampak langsung pada efek rumah kaca. Efek rumah kaca disebabkan karena meningkatnya konsentrasi Gas Karbon Dioksida (CO2) dan gas-gas lainnya di atmosfer. Meningkatnya konsentrasi gas CO2 ini disebabkan oleh banyaknya pembakaran bahan bakar minyak, batu bara dan bahan bakar organik lainnya yang melebihi kemampuan tumbuhan-tumbuhan dan laut untuk menyerapnya. Dan SIOTONK didesain sebagai media ruang - reaktor - dengan dibantu oleh Bioactivator - telah berhasil melokalisir proses kimiawi tersebut dan merubahnya menjadi Nitrate (NO3). Nitrate merupakan senyawa kimia organik yang berfungsi untuk mengembalikan kesuburan tanah. Dengan demikian kita telah melindungi Ibu Pertiwi.
Pada reaksi kimia berantai tadi juga menimbulkan Gas CO2 yang oleh Bioactivator juga diubah menjadi CO3 yang sangat membantu ekosistem terutama untuk biota laut dalam prosesnya untuk membentuk O3 (Ozone) di ruang atmosphere, yang mana kita telah membantu Ayah Angkasa. Demikian konsep terciptanya SIOTONK ini oleh Ida Bagus Gede Adhitya. Beliau mengembangkan konsep ini kepada masyarakat dengan visi dan misi bahwa sampah adalah tanggung jawab masing-masing individu, dimana penyelesaian masalah sampah ini harus dimulai dari kesadaran individu, dikerjakan oleh individu dan hasilnya untuk individu pula. Dengan demikian perubahan besar pada alam harus dimulai dari diri kita masing-masing, dan perubahan itu harus dilakukan secara keseluruhan atau secara holistic dan berkesinambungan, demikian sebut Beliau.
Teknologi Siotonk
SIOTONK adalah Sistem Informasi Online Tempat Olahan Organik, bukanlah sekedar komposter biasa. Dia telah dilengkapi dengan sensor suhu dan kelembaban, jalur-jalur migrasi Maggot BSF (yang secara otomatis memberikan akses Maggot BSF ke wadah yang telah disediakan, serta sebagai jalur bertelur dari Maggot tersebut), snorkel yang merupakan penjaga aliran udara, penampungan air lindi yang terintegrasi tidak menggunakan system keran sehingga bebas macet atau tersumbat, pintu panen POP yang mudah diakses, penopang dari besi baja yang kuat. Dan hal yang paling utama adalah penggunaan bioactivator yang dibuat secara alami. Bahwa semua komponen yang dipergunakan dan dihasilkan adalah murni organik. Jadi benar-benar mengedepankan dari alam, oleh alam, dan untuk alam. Serta, Ida Bagus Gede Adhitya juga menyebutkan bahwa SIOTONK ini terintegrasi dengan aplikasi smartphone android SUARAD.IO yang membuat pemantauan terhadap kinerja SIOTONK ini menjadi lebih mudah dikontrol. Aplikasi ini dibuat agar setiap anggotanya yang sudah terdaftar di aplikasi ini, dapat menginput data-data komposternya seperti nilai suhu, kelembaban dan lainnya, sebagai informasi kondisi terkini komposter, bagi kebutuhan konsultasi, pertanyaan, dan penanganan masalah yang terjadi pada komposter. Serta menyediakan petugas yang akan mengunjungi, melakukan pengecekan komposter dan membantu proses pemanenan.
Siotonk Sebagai Ekonomi Kreatif
Seperti yang telah disebutkan diatas, bahwa kerja dari komposter SIOTONK ini adalah kerja secara holistik atau menyeluruh. Jadi tidak berfokus pada pengelolaan sampah saja. Tetapi pada praktiknya, SIOTONK ini selain untuk memulihkan kondisi Ibu Pertiwi dan Ayah Angkasa, juga menghasilkan produk-produk yang bernilai ekonomi strategis bagi ketahanan pangan masyarakat.
Perpaduan teknologi tepat guna dan teknologi informasi yang terimplementasi dalam SIOTONK merupakan wujud nyata revolusi industri yang melahirkan ekonomi kreatif di masyarakat. Apalagi pada masa pandemic ini, ketahanan pangan menjadi perhatian khusus karena pendapatan di sektor pariwisata yang notabene menjadi tulang punggung masyarakat di Bali khususnya, sudah menurun dengan drastis. Oleh karena itu, dengan adanya SIOTONK ini diharapkan dapat membangkitkan nafas perekonomian masyarakat dan tentunya menyembuhkan kondisi alam dari sumbernya sebagai visi dan misi utama terciptanya komposter SIOTONK ini.
Adapun produk-produk ekonomi strategis yang dihasilkan oleh SIOTONK adalah POP (Pupuk Organik Padat yang dihasilkan oleh komposter setelah melalui proses penguraian oleh Maggot BSF), POC (Pupuk Organik Cair yang dihasilkan melalui proses fermentasi oleh bioactivator), dan Maggot BSF (Adalah larva dari Lalat Black Soldier atau BSF yang merupakan larva pengurai sampah, juga dikenal luas sebagai sumber pakan ternak alternative yang lebih murah namun memiliki nilai gizi yang tinggi bagi kesehatan ternak dan ikan).
Dan yang terpenting dari itu semua adalah ketika SIOTONK menghasilkan 3 produk bernilai ekonomi strategis, POP, POC, dan Maggot BSF ini, dimana kesemuanya itu telah memiliki nilai ekonomi yang mendasar, yaitu Demand dan Supply yang berkesinambungan. Oleh karena itu, Ida Bagus Gede Adhitya juga menjalin kerjasama dengan pihak Koperasi Sri Dana Asih, yang menawarkan bentuk kerjasama franchise yang berkeadilan dalam memasarkan hasil produk dari SIOTONK tersebut, sehingga secara alami akan terbentuk ekosistem ekonomi kreatif yang melibatkan segenap komponen masyarakat.
Pada saat ini, penerapan Teknologi Tepat Guna SIOTONK ini sudah hampir seluruhnya diaplikasikan pada TPS-TPS di Bali. Dan hasilnya pun sangat luar biasa menggembirakan. Permasalahan sampah organik sudah mulai berkurang dengan solusi SIOTONK ini, dan siklus perekonomian masyarakat di bidang ketahanan pangan pun menunjukkan peningkatannya. Alangkah indahnya jika kita bisa membangun kesadaran kita untuk mengolah limbah organik yang kita hasilkan, menjadi sesuatu yang berguna bagi diri kita sendiri, dan tentunya juga bagi alam tempat kita berpijak ini. Sebab demikianlah siklus alami yang seharusnya terpelihara.
“MALU DONG BUANG SAMPAH SEMBARANGAN”
Terimakasih telah membaca SIOTONK, Teknologi Pengolah Limbah Organik Rumah Tangga, jangan lupa tinggalkan reaksi & komentar kalian di bawah ini. Jika kalian suka dengan artikel ini, support penulis dengan cara share artikel ini ke sosmed kalian 😊
Written by,
Diah Agustini
Tidak ada komentar